PLASMID BAKTERI … Apa itu…?
1.1 Pengertian Plasmid
Pada umumnya bakteri mempunyai kromosom. Kromosom bakteri berupa DNA sirkulasi atau DNA yang berbentuk lingkaran. Di samping memiliki DNA sirkulasi lainnya yang ukurannya jauh lebih kecil daripada DNA kromosomnya. Jadi plasmid adalah elemen genetika terkecil yang mampu bereplikasi pada bakteri atau ragi.
1.2 Beberapa Tahap Untuk Mengklonkan Gen Atau Fragmen DNA
- Pemotongan Plasmid
Plasmid pBR322 di potong di dalam tabung reaksi menggunakan enzim Pstl maka pBR322 akan terpotong pada bagian gen APR.
- Menyisipkan Gen Atau Fragmen DNA
Bila pBR322 yang sudah terbuka lingkarannya di campur dengan potongan DNA asing dan kemudian ditambahkan enzim DNA ligase, maka kemungkinan hasilnya adalah berupa campuran yang berisi:
- Plasmid pBR322 yang tersambung kembali atau membentuk lingkaran lagi seperti semula.
- Plasmid rekombinasi yaitu pBR322 yang telah di sisipi oleh DNA asing.
- Memasukkan DNA Ke Dalam Sel Bakteri (Trasformasi)
Campuran kedua bentuk plasmid ini kemudian di campurkan dengan kumpulan sel bakteri hidup yang tidak mempunyai plasmid. Kemudian hasilnya berupa campuran yang berisi:
- Sel bakteri yang mengandung plasmid pBR322 tanpa sisipan.
- Sel yang mendapat plasmid rekombinasi (pBR322) yang telah di sisipi DNA asing.
1.3 Seleksi Klon Bakteri Yang Mengandung Plasmid Rekombinan
- Seleksi Menggunakan Antibiotik
Salah satu cara untuk menyeleksi klon yang benar adalah dengan menggunakan media tumbuh yang mengandung antibiotik.
Cairan suspensi dalam pekerjaan transformasi (campuran antara bakteri,plasmid,dan DNA asing yang telah di perlukan dalam rangka trasformasi) di sedarkan pada media yang mengandung tetasiklin. Koloni bakteri yang tumbuh adalah koloni sel 1 dan koloni sel 2 (koloni adalah kumpulan sel yang sama yang semula berasal dari satu sel). Sel bakteri yang tidak mengandung plasmid tidak mampu tumbuh. Masing-masing koloni yang tumbuh pada media + tetrasklin kemudian di pindahkan pada media + ampisilin. Koloni yang tidak tumbuh pada media + ampisilin adalah koloni yang di inginkan (sel-sel bakterinya mengandung plasmid rekombinasi).
- Seleksi Berdasarkan Aktifitas Enzim B-galactosidase
Enzim B- galactosidase akan memecah Xgal menjadi galaktosa dan 5 – bromo – 4chloroindigo (biru). Oleh karena itu koloni bakteri yang mengandung plasmid pUC118 atau pUC119 akan berwarna biru bila di tumbuhkan pada media yang mengandung Xgal.
Pada lacZ terdapat daerah yang di sebut daerah polikloning. Pada daerah polikloning ini terdapat banyak situs restriksi dan berbagai enzim restriksi. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan berbagai enzim untuk memotong pUC118 atau pUC119 pada bagian lacZ. Dengan demikian kita dapat menyisipkan DNA asing pada bagian lacZ. Bila gen lacZ di sisipi oleh DNA asing maka gen lacZ tersebut tidak berfungsi (tidak menghasilkan B – galactosidase)
Bila kita menggunakan pUC118 atau pUC119 sebagai plasmid vector, maka koloni yang membawa plasmid rekombinasi dapat di deteksi dengan menggunakan media tumbuh yang mengandung Xgal (5 – bromo – 4 – chloro – indolyl – b – D – galactoside).
Koloni bakteri yang mengandung plasmid pUC118 atau pUC119 akan berwarna biru karena ada gen lacZ yang menghasilkan B- galactosidase. Enzim B- galactosidase memecah Xgal menjadi galaktosa dan 5 – bromo – 4 – cholorindigo yang berwarna biru.
Koloni bakteri akan berwarna putih bila pUC118 atau pUC119 telah di sisipi DNA asing pada bagian lacZ. Dalam hal ini gen lacZ tidak berfungsi karena di sisipi DNA asing. Jadi, koloni yang mengandung plasmid rekombinan adalah koloni yang berwarna putih.
1.4 Metode Yang Dgunakan Untuk Transformasi Plasmid DNA
- Metode CaCl
Metode ini cukup efisien dan tidak membutuhkan alat khusus. Dagert dan Ehrlich (1974) memodifikasi metode ini dengan meningkatkan lama paparan sel terhadap CaCl2. Kushner (1978) berusaha meningkatkan efisiensinya dengan menggantikan kalsium dengan kation lainnya . Sedangkan Hanahan (1983) menambahkan beberapa senyawa lain untuk meningkatkan efisiensinya.
- Metode Elektroporasi
Transformasi plasmid DNA metode elektroporasi adalah metode transformasi yang paling efisien. Metode ini juga dapat digunakan untuk mentransformasikan DNA ke dalam bakteri gram negatif dan positif lainnya (tidak hanya E. coli).
- Metode Kalsium – Fosfat
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Wigler dkk (Wigler et al, 1979) dan disempurnakan oleh Chen-Okayama (Chen and Okayama, 1987). Kelebihan dari metode ini adalah relatif murah dan mempunyai transformasi efisiensi yang cukup tinggi, baik untuk transfeksi transien maupun transfeksi stabil. Berikut adalah metode yang dipublikasikan oleh Chen dan Okayama, untuk transfeksi menggunakan petri yang berdiameter 35 mm.
Ya..semoga metode kloning tersebut tidak disalahgunakan ya…
Terimakasih bapak sudah mau mampir ke blog saya… ^^
ok lah kl begitu
oke juga deh mas 😀
wih,panjang bener artikelnya….(jgn ngloning manusia pokoknya)
tenang ae fid.. selama msi belum dibolehkan..
oke aj dech….
oke dehh makasi ya udh menyempatkan mampir
duh q kok gak paham ya………………..
minta penjelasannya dong…………tq
mari belajar sama” kapan mbak ada waktu saya jelasin.. kita saling bagi ilmu aja biar barokah oke ^^
duh,,,saya gak paham.
Minta penjelasannya , yaw..
Dan terus lanjutkan pembaharuannya. OK, Thanks
inti secara garis besarnya fungsi plasmid adalah sebagai media untuk utak atik gen.. seperti motong sama nyisipin
bioteknologi itu apa saeh??
hahaha
bioteknologi itu cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup itu sendiri sebagai teknologi untuk memudahkan kehidupan makhluk hidup yang lain… 🙂
trus fungsi na plasmid bakteri bwt apa???
idem sama yg diatas 😀
opo-oposn iki wik????
aduwh..aduwh..aku brasa baca laporan pemuliaan tanaman..
pusiingnyaaaa…
hahaha, sepertinya begitu nop…
mantap. . . tp, gmn klo kita kombinasikan dg pertanian organiak????
wah ide bagus mas… proses dekomposisi pembuatan kompos bisa dipercepat dengan bakteri lho… masuk itu ilmu bioteknologinya
Aq g ngerti…..
yg mana ick
q g ngerti….
jd dari beberapa metode tersebut yang paling efektif yang mn????????
kita lihat kondisinya sesuai kemungkinan perlakuan di atas untuk di terapkan…
apakah?? ada kerugian bagi konsumen dari plasmid bakteri???
jika salah perlakuan bisa menimbulkan kerugian.. paling ya tidak jadi sesuai dengan yang di harapkan karena proses isolasi bakteri itu ribet banget… apalagi mainan plasmid
wika….ni masuk pemuliaan yang inkonvensional khan???
hah heh hoh… menurutmu bagaimana… 😛
Waduh, berat tulasnnya….hahaha
minimal kan bisa nambah ilmu mas walaupun titik 😀
lhadalah GMO maneh!!! tolong y teman2,, ini jaman e pertanian organik,,, minimalkan perakitan gen yg bisa memutus rantai kehidupan makhluk hidup,,,
kita padukan saja mbak… teori dan aplikasi… bioteknologi juga bisa kok dipadukan dengan pertanian organik 🙂
aduuuh…semua ngomong apa c??
aq g pahamm…hampa ni
😦
bakteri???????????ih ngeri…..
ngeri an filem horror kan ya daripada ini…
g ngerti,,,, heeee
sing endi… heee.. malu bertanya sesat di jalan.. sesat di jalan berarti malu bertanya 🙂
walaupun masih asing….
tpi bagus juga buat tmbahan pengetahuan…
n kyaknya penting ni
trimakasih mas 🙂
Lanjutkan…………..
sippp…
mantaplahhh
uokeee….
smg aj dpt brmnfaat dg baik bioteknologi ne,,
setuju….
DNA???WADUH..
Deoxyribose Nucleid Acid 🙂
Ada ga’ bakteri yang ga punya kromosom??
pertanyaan yg aneh… *brb cari dulu ya…
bisa dijelasin lebih lanjut ya….
kurang faham.hehehe
insyaalloh sebisaku 🙂
wahhh kyak buat makalah… sipph dah… =)
iya gita… tugasmu yopo wis podo mari ta… mumyet mumyet an 😦
ada yang mengatakan farietas klonal tu bahaya, ada juga yang mengatakan tidak.
mnurut km yang bahaya yg gmn? trus yg g gmn?
bgs2,,,,,,
perlu dikembangkan
wah…informasi yang sangat bagus. kira kira bisa gak ya bioteknologi diterapkan pada jamur?
hehehe…
info yang bagus…